Lansia Sejahtera dan Bahagia: Meninjau Faktor Kualitas Hidup pada Lansia

*Oleh Husna Sabila

Geriatri.id - Saat ini kita menghadapi era di mana jumlah populasi lansia meningkat cukup signifikan. Diperkirakan jumlah populasinya akan melebih populasi anak usia 15 tahun pada tahun 2050.

Dengan adanya fakta ini, maka kualitas hidup lansia adalah hal yang tidak bisa luput dari perhatian. Riset mengenai kualitas hidup lansia dilakukan secara  masif di berbagai negara, mengingat hal ini berkaitan erat dengan angka harapan hidup di negara tersebut.

Menurut badan kesehatan dunia WHO, kualitas hidup lansia dipengaruhi oleh 4 domain utama yaitu kesehatan fisik, kesehatan psikologis, hubungan sosial yang baik, serta aspek lingkungan yang mendukung.

1. Kesehatan fisik

Termasuk di dalamnya adalah aktivitas fisik sehari-hari, energi dan tingkat kelelahan, penyakit dan rasa tidak nyaman yang diderita, mobilitas, konsumsi obat, pola istirahat, dan kemampuan dalam bekerja,

2. Kesehatan psikologis

Tanggapan pribadi mengenai tubuh sendiri, perasaan baik yang positif maupun negatif, kepercayaan diri, spiritualitas, kemampuan berpikir, belajar, memori, dan kemampuan konsentrasi.

3. Hubungan sosial

Hubungan personal dengan orang lain, dukungan sosial, dan hubungan romansa.

4. Lingkungan 

Sumber keuangan, kebebasan, keamanan, perlindungan kesehatan dan sosial, lingkungan sekitar tempat tinggal,, transportasi, dan keterlibatan dalam lingkungan sosial.

Selain 4 domain yang dinyatakan oleh WHO, kualitas hidup pada lansia secara lebih spesifik dijelaskan oleh Leeuwen dkk. peneliti dari Departemen Ilmu Kesehatan Universitas Vrije Amsterdam, Belanda, yaitu sebagai berikut:

(1) Persepsi diri lansia mengenai kesehatannya, yaitu perasaan sehat dan tidak terbatasnya ruang gerak lansia akibat kondisi fisik mereka,

(2) Kemandirian, yaitu lansia mampu melakukan dan memenuhi kebutuhan hariannya sendiri, dan tidak merasa menjadi beban bagi orang lain,

(3) Peran dan aktivitas lansia, yaitu mereka dapat menghabiskan waktu untuk melakukan kegiatan yang memberikan kebahagiaan, membuat mereka merasa bermakna dan berharga,

(4) Hubungan, meliputi hubungan personal lansia yang dekat dan membuat mereka merasa dihargai serta berarti bagi orang lain,

(5) Adaptasi dan perilaku, di mana lansia dapat melihat sisi positif dari kehidupannya, (6) emosi yang baik dan perasaan damai,

(7) Spiritualitas, perasaan terikat, iman, pengembangan diri berbasis pada keyakinan agama, ritual dan refleksi diri,

(8) Rumah dan tetangga yang nyaman, serta

(9) Perlindungan finansial. 

Mengapa kita perlu melihat lebih lanjut mengenai kualitas hidup pada lansia? 

Kualitas hidup memiliki pengaruh terhadap panjangnya angka harapan hidup penduduk. Dalam kelompok lansia, angka harapan hidup merepresentasikan rata-rata lamanya usia hidup penduduk di wilayah atau negara tersebut. Semakin baik kualitas hidup lansia, akan semakin panjang pula angka harapan hidupnya. Di Indonesia, menurut dari Badan Pusat Statistik (BPS), angka harapan hidup pada tahun 2020 untuk perempuan yaitu 73,46 tahun dan laki-laki selama 69,59 tahun.

Selain lamanya usia hidup yang direpresentasikan dengan angka harapan hidup, kehidupan lansia yang terpenuhi kualitasnya akan membuat lansia merasa hidup mereka lebih berharga, bermakna, serta bahagia, dan hal ini seharusnya menjadi bagian yang selalu diperhatikan keterpenuhannya oleh anggota keluarga atau caregiver yang mendampingi lansia.

Baca juga

Waspadai Jenis Penipuan yang Paling Sering Mengintai Lansia

Baik untuk Kesehatan Pikiran Lansia: Stop Merokok sampai Tidur Siang

Layanan Geriatri di Rumah Sakit di Masa Pandemi

 

Video Lansia