Geriatri.id - Kesepian atau loneliness adalah suatu keadaan mental dan emosional yang dicirikan dengan perasaan kehampaan dan merasa sunyi. Kesepian ini banyak terjadi pada orang lanjut usia atau lansia.
Biasanya orang lanjut usia ingin memiliki hidup yang bersama-sama dalam kebahagiaan dan berbagi kesuksesan. Sayangnya ada satu keadaan yang menyebabkan kesepian.
dr. I Dewa Putu Pramantara, Sp.PD., K-Ger dalam webinar untuk umum yang bertema Mengatasi Kesepian Pada Usia Lanjut, memaparkan perasaan kesepian adalah perasaan yang sifatnya subyektif.
Ada 2 macam kesepian, yaitu kesepian emosional seperti misalnya tidak ada yg bisa dipercaya dan tidak ada yg bantu di kehidupan. Lalu ada juga kesepian sosial, yaitu ditinggalkan dari kumpulannya, dikucilkan.
Menurut dr. Dewa mekanisme dari kesepian ini sendiri belum diketahui dengan pasti. Ada faktor psikologik suatu kondisi yang berubah secara mendadak.
Selain itu ada juga faktor biologik yaitu berupa peningkatan kortisol dan peningkatan sitokin inflamasi.
Berita Lansia:
LANSIA ONLINE, Kelas Kesehatan dari Rumah
Bila Lansia Sakit, Begini Cara Tepat Merawatnya
3 Kunci Sukses Agar Lansia Sehat, Apa Saja?
Menjadi Lansia Sehat dan Bahagia Tanpa Kerentaan
Ciri-ciri dari kesepian adalah perasaan yang tersiolasi, hampa, tidak memiliki apa-apa.
Meski demikian harus dibedakan dengan isolasi sosial atau hidup sendiri. Dan lansia ini walaupun di tempat yang rame tapi merasa dirinya kesepian atau loneliness.
Kesepian ini bisa bergerak kearah depresi dan cemas akibat gangguan psikologis.
Bisa juga terjadi gangguan kognitif, dan berujung pada dimensia atau kepikunan. Namun semua gangguan itu tergantung pada kepribadian usia lanjut itu sendiri.
Sementara menurut Dr. dr. Probosuseno, SpPD-K Ger, FINASIM SE MMM, kesepian adalah suatu perasaan terasing, perasaan tersisih, terpencil, tidak ada orang berbagi rasa.
Kesepian menimbulkan satu perasaan tidak berdaya, kurang percaya diri dan perasaan terlantar. Bahkan kesepian bisa menyebabkan bisa kematian lebih cepat dibanding orang yang tidak mengalami kesepian.
dr. Dewa memaparkan kejadian dari kesepian ini 7-50%, dan ini banyak faktor dan kejadiannya bervariasi. Selain itu kesepian banyak dijumpai pada laki-laki dan perempuan umur> 80 tahun.
Dampak dari kesepian ini berupa serangan jantung, stroke, influenza, insomnia menurunkan daya tahan dan meningkatkan tekanan darah.
Ada beberapa tipe rasa kesepian seperti timbul akibat kehilangan seseorang, terusir atau terputusnya dari kelompok yang dianggap penting.
Ada juga timbul akibat perpindahan seseorang ke lingkungan yang baru. Hal ini yang menyebabkan lansia jarang mau pindah ke lingkungan yang baru.
Kesepian juga bisa timbul akibat kurang keyakinan akan sesuatu yang dituju, kemampuan adaptasi dengan perubahan-perubahan yang menua.
Adanya kejadian masa lampau, trauma dan genetik juga bisa menyebabkan kesepian. Atau bisa juga akibat tidak adanya seseorang yang mau mendengarkan keluhannya, kisahnya.
Penanganan kesepian ini tidak serta merta tapi harus menjalani diagnosis, dengan menggunakan perangkat penguji. dr. Dewa mencontohkan ada yang disebut dengan skala kesepian UCLA.
Nantinya partisipan diberikan 20 pertanyaan, misalnya seberapa sering anda tidak cocok dengan orang-orang di sekitar anda, seberapa sering anda tidak memiliki teman, seberapa sering anda sering merasa tersendiri dan seberapa sering anda merasa menjadi bagian kelompok-kelompok itu.
Partisipan akan menjawab tidak pernah, jarang, tidak selalu dan tiap jawaban mempunyai nilai sendiri.
Dr. dr. Probosuseno menyebutkan cara mengatasi kesepian pada lansia, seperti:
1. Dari lansia sendiri
Semasa masa sehat, menjalin kontak sosial dengan orang lain, silaturahmi, kumpul bersama dengan orang-orang dan mengobrol.
Menggunakan media untuk kontak sosial, telepon, surat, video call, ikut kelompok senam, reuni.
Menciptakan berbagai kegiatan yang menimbulkan rasa senang dan sibuk: membaca, mendengarkan musik, berjalan-jalan, memberi makan hewan peliharaan, menyiram tanaman.
Bila rasa sepi datang: telepon atau mengunjungi teman atau saudara untuk mengobrol atau berbincang apa saja. Contoh: bersahabat dengan anak muda, bersahabat dengan anak kost
2. Dari orang lain
Anak-anak atau saudara melakukan kunjungan periodik, jangan menelantarkan orangtua.
Menelpon, mengirim surat atau pesan yang merupakan tanda kepedulian.
Menyediakan fasilitas yang membantu mengurangi rasa kesepian, radio, tv, telepon dan sebagainya.
Menjaga hubungan baik dengan tetangga di sekitar rumah orangtua. Karena bila jauh dari anak cucu, maka tetangga terdekat besar perannya,
Lebih jauh Dr. dr. Probo menegaskan kesepian pada lansia ini bisa menyebabkan depresi. Sehingga para pendamping orangtua, anak dan cucu diminta untuk menyanyangi dan menghormati orang tua. (Dewi Retno untuk Geriatri.id | Foto Pixabay)