Kenali Gangguan Seksual pada Lansia

Geriatri.id--Gangguan seksual kerap menjadi hal yang menakutkan seiring bertambahnya usia. Seiring bertambahnya usia, fungsi tubuh akan mengalami penurunan, termasuk organ seksual. 

“Tetapi, bukan berarti lansia tidak bisa menikmati hubungan seksual,” kata  Dr. dr. Probosuseno, Sp. PD K-Ger, FINASIM dalam webinar bertajuk Seks pada Lanjut Usia, Selasa (15/12/2020). “Ada suami 80 tahun dan istri 70 tahun masih berhubungan 2-3 kali seminggu. Itu wajar selama menikmati dan tidak merasa sakit.”

Probosuseno mengatakan, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa alat vital perempuan justru lebih kuat ketika berhubungan seksual secara teratur. Alat vital yang kuat dapat menghindari inkontinensia atau mengompol yang sering dialami lansia.

Untuk berhubungan seksual teratur itu, tentu saja harus mengatasi berbagai ganggun seksual. Disfungsi seksual merupkan gangguan yang berkaitan dengan satu fase tertentu dari siklus respons seksual. Disfungsi seksual dapat merupakan problem biogenik, psikogenik atau kombinasi keduanya.

Disfungsi seksual bisa berupa gangguan hasrat seksual, gangguang rangsangan seksual, gangguan orgasme, gangguan nyeri seksual, disfungsi seksual karena kondisi medis umum, disfungsi seksual akibat zat tertentu, serta disfungsi seksual yang tidak ditentukan. Gangguan fungsi seksual bisa diakibatkan stress, emosional, serta ketidaktahuan fungsi dan fisiologi seksual.

Gangguan seksual dapat dialami laki-laki dan perempuan. Dr. dr. I Dewa Putu Pramantara, Sp.PD-KGer, FINASIM mengatakan gangguan seksual pada lansia harus diperhatikan lebih luas, bukan sekadar hubungan badan. Penurunan fungsi tubuh, kondisi mental, serta penyakit penyerta harus menjadi pertimbangan dalam mengatasi gangguan seksual lansia.

“Pada usia lanjut, terjadi penurunan fungsi bahkan beranjak kepada penyakit seperti diabetes dan hipertensi” ujar Dewa. “Tingkat kesegaran tubuh memegang peranan dalam mengatasi problem seksual sehingga olahraga sangat disarankan.” (ymr)