“Bagi kami yang lansia, haji bukan sekadar perjalanan ibadah. Ini penantian puluhan tahun, dan kami ingin pulang dalam keadaan khusnul khatimah.”— Sumardi (74), jemaah lansia asal Semarang
Di tengah suhu gurun yang mencapai lebih dari 40 derajat, ribuan jemaah haji asal Indonesia yang sebagian besar berusia lanjut tiba di Madinah dan Mekkah untuk menjalani rukun Islam kelima. Tahun 2025 ini, lebih dari 37% jemaah haji Indonesia berusia di atas 60 tahun, dan sebagian besar memiliki penyakit penyerta seperti hipertensi, diabetes, atau gangguan mobilitas. Data ini dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI dalam kerangka implementasi haji ramah lansia dan disabilitas.
Melalui tema “Haji Ramah Lansia dan Disabilitas”, Kementerian Agama bersama Kemenkes RI menerapkan sejumlah inovasi: mulai dari skrining kesehatan ketat berbasis rekam medis elektronik, pendampingan kloter prioritas, hingga layanan mobilitas seperti kursi roda, mobil golf, dan pos kesehatan di hotel-hotel.
Menurut dr. Imran Agus Nurali, Sp.KO, Direktur Kesehatan Haji Kemenkes, pendekatan ini dilandasi kesadaran bahwa ibadah haji tidak boleh menjadi beban berlebihan bagi fisik lansia.
“Kami menyiapkan kebijakan berbasis data risiko. Pendampingan ketat dan komunikasi intensif menjadi kunci pelayanan lansia tahun ini,” ujarnya dalam siaran pers Kemenkes, April 2025.
Di tengah keharuan, PPIH mengimbau seluruh jemaah, terutama lansia, untuk tidak memaksakan diri menjalani seluruh rangkaian ibadah di luar kemampuan fisik. “Ibadah itu tak hanya soal jumlah, tapi juga niat dan keselamatan,” tegas Muchlis Muchlis Muhammad Hanafi di Madinah.
Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah juga memperkuat edukasi terkait hidrasi, istirahat, dan konsumsi obat rutin bagi lansia. Di masa puncak ibadah nanti—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—stamina akan menjadi ujian utama.
Perhatian Khusus dari Parlemen
Anggota DPR RI Komisi VIII, Ning Dini Rahmania, menegaskan pentingnya perhatian khusus kepada jemaah lansia.
“Mereka ini menabung dari masa muda, dan baru tahun ini dapat porsi keberangkatan. Negara harus benar-benar hadir dalam pelayanan,” katanya melalui MetroTV (April 2025).
Sejumlah jamaah lansia gagal diberangkatkan karena kondisi kesehatan yang tidak sesuai untuk ibadah haji tahun 2025 ini. Sebagian besar adalah lansia yang menderita demensia atau pikun serta penyakit yang tidak memungkinkan untuk berpergian. (Redaksi)
Rujukan