Anda pasti sudah tahu, telur itu sangat baik untuk kesehatan termasuk untuk lansia. Asalkan dikonsumsi dengan baik, semua akan berjalan relatif aman-aman saja.
Satu hal yang pasti, telur adalah sumber protein berkualitas tiinggi –dan berharga terjangkau. Dan protein ini penting untuk menjaga massa otot, dan dapat mencegah sarcopenia (penyusutan otot), yang umum terjadi pada lansia.
Selain itu, telur juga kaya vitamin dan mineral, seperti vitamin D untuk tulang, B12 untuk saraf, serta selenium, yang merupakan mineral penting (mikronutrien) yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil, tapi punya peran besar buat kesehatan. Biasanya disebut juga sebagai antioksidan alami karena bantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan.
Khususnya untuk mata, lutein dan zeaxanthin yang ada pada telur bisa membantu mencegah degenerasi makula (bagian kecil di tengah retina mata yang sangat penting untuk penglihatan tajam dan jelas) ---masalah penglihatan umum pada usia lanjut.
Telur juga termasuk makanan yang mudah dicerna. Teksturnya yang lembut dan bisa diolah dengan berbagai cara. Lansia yang punya masalah gigi atau pencernaan relatif cocok mengunyah penganan ini.
Satu lagi, telur juga mengandung kolin, yang bagus untuk fungsi otak dan daya ingat. Artinya, telur juga bisa membantu menjaga kesehatan kognitif.
Ada baiknya, di usia lanjut telur sebaiknya direbus, dikukus, atau diorak-arik tanpa memakai banyak minyak. Atau, gabungkan dengan sayur, misalnya orak-arik telur plus bayam. Bisa juga menggunakan telur sebagai camilan sehat atau lauk pendamping.
Meski demikian, jikalau lansia hendak memastikan “telur aman” untuk dirinya, kiranya perlu memperhatikan beberapa hal. Pertama, hindari mengonsumsi telur mentah atau setengah matang, karena bisa meningkatkan risiko infeksi. Kedua, bagi lansia dengan kolesterol tinggi, penyakit jantung atau diabetes, sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter/nutrisionis.
Dan terakhir, kadar kolestreol dalam kuning telur memang tinggi, tapi konsumsi butir per hari umumnya aman untuk lansia sehat.
