Kembali
×
Depresi Lansia di Singapura, Ancaman Nyata yang Sering Terabaikan
12 Februari 2025 22:27 WIB

Geriatri.id - Singapura tengah menghadapi tantangan besar dalam fenomena aging population, dengan jumlah penduduk lanjut usia (lansia) yang terus meningkat. Salah satu dampak yang kerap terabaikan adalah depresi di kalangan lansia. 

Menurut studi Kesejahteraan Lansia Singapura (WiSE) yang dilakukan Institut Kesehatan Mental, setidaknya 5,5 persen lansia di negara itu mengalami depresi. 

Namun, gejala gangguan mental ini kerap tidak disadari atau disalahartikan sebagai bagian dari proses penuaan.

Depresi lansia sering tak terdiagnosis

Depresi pada lansia tidak selalu ditandai dengan kesedihan yang jelas. Gejalanya bisa berupa kehilangan minat dalam aktivitas sehari-hari, perubahan pola tidur, kelelahan, serta kesulitan berkonsentrasi. 

Baca Juga: 14 Sindrom Geriatri yang Sering Dikeluhkan Lansia

Sayangnya, tanda-tanda ini kerap dikaitkan dengan penuaan atau penyakit fisik lainnya, sehingga banyak kasus depresi pada lansia tidak terdiagnosis.

Associate Professor Ng Chong Jin yang juga Kepala dan Konsultan Senior Departemen Kedokteran Geriatri di Rumah Sakit Khoo Teck Puat, membagikan salah satu kasus yang menunjukkan bagaimana depresi lansia sering kali tidak terdeteksi sejak dini. 

Ia menerima rujukan seorang wanita lansia yang diduga mengalami demensia setelah keluarganya melaporkan perubahan perilaku.

Wanita itu mengalami peningkatan kepelupaan, menjadi lebih pendiam, serta kehilangan minat terhadap aktivitas yang sebelumnya ia nikmati, seperti berjalan pagi dan berbincang dengan tetangga. 

Selama konsultasi, ia mengungkapkan perasaan kesepian dan ketidakpuasan terhadap hidup, bahkan merasa semua temannya telah pergi dan tidak ada yang mengingatnya. 

Setelah pemeriksaan menyeluruh, diagnosis menunjukkan ia mengalami depresi di usia lanjut, bukan demensia seperti yang dikhawatirkan keluarganya.


Selain kesalahan diagnosis, faktor lain yang memperumit identifikasi depresi lansia adalah penggunaan berbagai jenis obat. 

Beberapa obat dapat menimbulkan efek samping yang menyerupai gejala depresi, sehingga semakin sulit membedakan antara gangguan mental dan dampak medis lainnya.

Kesepian ancaman nyata bagi lansia Singapura

Di Singapura, kesepian telah menjadi isu utama di berbagai kelompok usia, tetapi lansia menjadi kelompok paling rentan. 

Studi yang dilakukan Centre for Ageing Research and Education (CARE) di Duke-NUS Medical School pada 2015 menemukan, kesepian dapat meningkatkan risiko kematian lansia hingga 7 persen.

Dalam sebuah survei nasional yang dilakukan CARE, 39 persen warga Singapura berusia 62 tahun ke atas melaporkan mengalami kesepian. 

Studi lebih lanjut juga menunjukkan dampak kesepian terhadap kesehatan setara dengan risiko akibat merokok, penyakit kardiovaskular, dan penurunan sistem kekebalan tubuh.

Para peneliti juga menemukan, kesepian berdampak pada harapan hidup lansia. 

Orang berusia 60 tahun yang merasa kesepian memiliki harapan hidup lebih pendek tiga hingga lima tahun dibandingkan lansia yang tidak merasa kesepian. 

Begitu pula bagi mereka yang berusia 70 dan 80 tahun, lansia kesepian rata-rata hidup tiga hingga empat tahun lebih sedikit dibandingkan rekan-rekan mereka yang tidak mengalami kesepian.

Mencari solusi bagi lansia Singapura


Fenomena meningkatnya kesepian dan depresi di kalangan lansia Singapura menjadi perhatian serius bagi para ahli kesehatan. 

Intervensi dini, program sosial, serta dukungan komunitas menjadi kunci dalam menangani masalah ini. 

Menyediakan lebih banyak layanan kesehatan mental bagi lansia dan meningkatkan kesadaran keluarga mengenai tanda-tanda depresi pada orang tua juga menjadi langkah penting untuk mencegah isolasi sosial dan meningkatkan kesejahteraan mereka.

Baca Juga: Catat! Ini Daftar 144 Penyakit yang Dijamin BPJS Kesehatan

Dengan populasi yang semakin menua, langkah konkret harus segera diambil agar lansia di Singapura dapat menjalani masa tua lebih sehat, bermakna, dan bebas dari kesepian serta depresi.***

*Ilustrasi - Singapura tengah menghadapi tantangan besar dalam fenomena aging population.(Pixabay)

Video Senior Podcast

Artikel Lainnya
Artikel
22 Maret 2025 21:59 Wib
Artikel
22 Maret 2025 13:23 Wib
Tags
lansia
lansia singapura
lansia sehat
lansia bahagia
berita lansia
merawat lansia