Geriatri.id - Smartwatch dilengkapi beragam fitur, mulai dari pemantauan detak jantung, penghitungan langkah, hingga analisis tidur. Dengan beragam fitur tersebut, smartwatch seolah menjadi alat canggih yang siap membantu penggunanya mulai dari anak-anak hingga lansia dalam memantau kesehatan secara real-time.
Namun, di balik semua kemudahan itu, muncul pertanyaan seberapa akuratkah data yang diberikan smartwatch dalam mendukung kegiatan olahraga dan kesehatan?
Dilansir dari laman ABC.net.au, penelitian terbaru dari Dr. Richard Alcock, seorang ahli kardiologi, menunjukkan akurasi smartwatch dalam pemantauan kebugaran masih memiliki sejumlah keterbatasan.
Dalam eksperimen yang dilakukan, Dr. Alcock membandingkan hasil pengukuran VO2 max, sebuah indikator utama kebugaran jantung dan paru-paru. Eksperimen ini menggunakan alat medis dan smartwatch.
Hasilnya menunjukkan adanya perbedaan sekitar 10% antara perangkat medis yang presisi dengan smartwatch.
Baca Juga: 14 Sindrom Geriatri yang Sering Dikeluhkan Lansia
Ini karena smartwatch tidak mengukur VO2 max secara langsung, tetapi hanya memperkirakan angka tersebut berdasarkan detak jantung dan kecepatan.
Selain itu, ketepatan pengukuran detak jantung pada smartwatch bisa bervariasi tergantung jenis olahraga dan intensitasnya.
Misalnya, saat bersepeda atau berlari, pergerakan tangan yang berbeda bisa memengaruhi hasil pengukuran.
Hal ini juga berlaku dalam pemantauan tidur, di mana beberapa perangkat wearable kerap melebih-lebihkan durasi tidur karena hanya mengandalkan gerakan tubuh sebagai indikatornya.
Meski memiliki keterbatasan, beberapa fungsi seperti penghitungan langkah dan pengukuran jarak cukup akurat dalam kondisi optimal.
Akan tetapi, ketergantungan pada satu metrik untuk menghitung metrik lain -seperti penggunaan langkah untuk menghitung kalori yang terbakar -bisa menyebabkan kesalahan bertumpuk.
Secara keseluruhan, akurasi smartwatch memang belum cukup untuk digunakan sebagai alat dalam pengaturan medis atau penelitian ilmiah.
Namun, bagi masyarakat umum, smartwatch tetap bermanfaat untuk memotivasi aktivitas fisik dan memberi pemahaman umum tentang kesehatan.
Baca Juga: Tanya Jawab Masalah Kesehatan Jantung
Kuncinya adalah memahami keterbatasan perangkat dan menggunakannya sebagai panduan, bukan patokan mutlak.
Meski belum sempurna, smartwatch membawa dampak positif sebagai motivator kebugaran.
Perangkat ini bisa menjadi langkah kecil untuk hidup lebih sehat, asalkan diiringi kesadaran akan batas akurasi yang dimilikinya.***
*Ilustrasi - Seberapa akuratkah data yang diberikan smartwatch dalam mendukung kegiatan olahraga dan kesehatan?(Pixabay)
Video Senior Podcast