Geriatri.id - Seiring bertambahnya usia dan penurunan berbagai fungsi dan mekanisme tubuh, seorang lansia mengalami berbagai hal terkait kondisi kesehatannya.
Salah satunya yang sering kita temui pada lansia adalah sering lupa atau pelupa.
Contoh lain yang juga tampaknya sering terjadi adalah lansia ini menanyakan sesuatu hal yang sama berulang-ulang.
Pelupa atau sering lupa dalam bahasa awam sering disebut pikun. Nah, dalam bahasa medis, ada yang disebut dengan demensia.
Demensia ini merupakan suatu gejala yang diakibatkan oleh penyakit atau kelaianan apda otak. Demensia ini menjadi kondisi yang cukup banyak dialami para lansia.
Sebenarnya, demensia berbeda dengan pikun pada umumnya. Akan tetapi, demensia adalah sebuah kondisi penurunan proses daya ingat dan berpikir yang relative berat dan progresif. Alhasil, kondisi ini bisa mengganggu aktivitas atau kehidupan sehari-hari sang lansia.
Perlu kita tahu, demensia ini dipicu oleh adanya kerusakan pada sel-sel otak. Nah, sel-sel otak ini tak mampu lagi saling berinteraksi atau berkomunikasi satu sama lain.
Akibatnya, terjadilah gangguan pada proses berpikir dan perilaku, lantaran adanya gangguan pada otak.
Lalu, apa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya masalah demensia ini? Ada beberapa yang bisa lansia lakukan dan penting untuk diperhatikan.
(Hilman/foto: freepik.com)
Narasumber:
Prof. Dr. dr. Siti Setiati, SpPD-KGer, M.Epid
Ketua Umum Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia (PERGEMI)