Geriatri.id - Masalah umum yang sering dihadapi kalangan lanjut usia (lansia) adalah gangguan ingatan, seperti kesulitan mengingat tempat meletakkan barang sebelum meninggalkan rumah.
Tomiji Suzuki mengatasi itu dengan menciptakan sebuah aplikasi berbasis kecerdasan buatan (AI).
Aplikasi rancangan Tomiji membantu lansia mengingat hal-hal penting seperti dompet, alat bantu dengar, atau kartu berobat.
Lansia Jepang berusia 89 tahun itu menciptakan aplikasi terinspirasi momen lucu ketika dirinya lupa memasang gigi palsu sebelum naik kereta. Menurut dia, apa yang dialaminya juga kerap dialami lansia lainnya.
"Hal-hal seperti ini terjadi pada lansia," ujarnya seperti dikutip Japan Times, Jumat 14 Juni 2024.
Baca Juga: Ciri Orang Bahagia Menurut Miliarder 93 Tahun Warren Buffett
Tomiji mengatakan usia lanjutnya menjadi keunggulan dalam merancang solusi ini.
Saat ini hampir sepertiga dari total penduduk Jepang berusia 65 tahun ke atas.
Bahkan satu dari sepuluh penduduk Jepang berusia 80 tahun. Ini menjadikan Jepang sebagai salah satu negara tertua di dunia setelah Monako.
Seperti di negara maju lainnya, rendahnya angka kelahiran juga menjadi kekhawatiran atas krisis demografi yang mungkin terjadi, akibat ketidakseimbangan jumlah pensiunan dengan ketersediaan pekerja.
Tomiji yang sebelumnya bekerja sebagai eksportir mobil, mengembangkan minat dalam komputasi dan memutuskan mengikuti kursus pemrograman pada awal tahun 2010-an.
"Saya senang menciptakan sesuatu," katanya menggambarkan kegembiraannya ketika mengetahui aplikasi ciptaannya dipasarkan Apple ke seluruh dunia.
Aplikasi "Outing Prep Voice Slide Show" telah dirilis pada April 2024. Proses pengembangan aplikasi melibatkan sekitar 1.000 pertanyaan terkait pemrograman yang diajukan kepada ChatGPT.
Tomiji memandang chatbot AI generatif sebagai "guru yang luar biasa". Bahkan dia telah menerbitkan buku tentang penggunaannya sebagai mentor dalam pemrograman.
Pengembangan aplikasi ini diilhami pengalamannya setelah menjalani operasi hernia dua tahun lalu. Saat itu dia membutuhkan sesuatu untuk melacak hal-hal seperti frekuensi buang air kecil dan lain-lain.
Kini aplikasi ciptaannya telah populer meski tanpa upaya pemasaran signifikan.
Kakak Tomiji, Kinji Suzuki (92), dan seorang pemilik toko bernama Etsunobi Onuki (75) termasuk yang merasakan manfaat dari aplikasi ciptaan Tomiji.
Tomiji aktif sebagai anggota Senior Programming Network (SPN) di Jepang. Dia bersama anggota lainnya saling mendukung dalam pengembangan teknologi yang bermanfaat bagi lansia.
Baca Juga: Daftar Orang Terkaya di Dunia: Posisi Elon Mask Digusur Pengusaha Lansia
Pendiri SPN, Katsushiro Koizumi (51), percaya keterlibatan AI generatif dalam aplikasi dapat membantu meningkatkan kualitas hidup lansia karena memudahkan penggunaan teknologi yang lebih ramah bagi mereka.
Inovasi Tomiji menunjukkan pengetahuan dan pengalaman hidup dapat diterapkan dalam teknologi modern untuk mengatasi tantangan yang dihadapi populasi lansia, sekaligus memicu inovasi di bidang aplikasi berbasis AI.***
*Ilustrasi - Aplikasi di ponsel pintar.(Pixabay)
Video Senior Podcast