Lansia Ber-Medsos, Kenapa Tidak?

Penulis: Husna Sabila

Geriatri.id - Perubahan kemampuan fisik, kognitif, dan lingkungan sosial adalah beberapa alasan yang menyebabkan lansia umumnya menarik diri atau merasa ‘terpinggirkan’ dari kehidupan sosial. Sayangnya, penarikan diri lansia dari kehidupan sosial ini bukanlah suatu keadaan yang baik bagi kehidupan lansia. Sejatinya, sebagaimana individu pada umumnya, lansia juga tetap memerlukan interaksi sosial dalam kehidupan mereka. 

Interaksi dan kehidupan sosial yang baik akan memberi pengaruh pada perasaan bahagia dan menaikkan mood lansia. Hasilnya, kondisi psikologis pun cenderung lebih terjaga dalam kondisi yang baik. Selain itu, kehidupan sosial yang baik juga memberi pengaruh pada rasa puas lansia terhadap kehidupan mereka secara keseluruhan. Dari sisi kesehatan, interaksi dan kehidupan sosial yang baik akan membantu menjaga tekanan darah lansia dalam kondisi yang stabil, serta menjaga kestabilan hormon kortisol dalam tubuh. 

Sayangnya, sebagaimana disebutkan sebelumnya, kehidupan sosial lansia biasanya cenderung mengalami kemunduran akibat ‘kondisi mereka’ saat ini. Terlebih lagi adanya efek dari pandemi yang terjadi sejak tahun 2020, yang mengharuskan lansia lebih banyak berdiam diri di rumah. Salah satu hal yang dapat dilakukan lansia untuk tetap terhubung dengan lingkungan sosial adalah dengan memanfaatkan teknologi, yaitu dengan terhubung secara daring melalui media sosial.

Bermain atau menggunakan media sosial (medsos) mungkin tampak cukup ‘menantang’ bagi lansia. Kebalikan dengan generasi milenial, lansia umumnya tidak cukup banyak memiliki pengetahuan digital, terlebih dalam penggunaan medsos. Namun hal ini tentunya bukan berarti lansia tidak mungkin dapat menggunakannya. Dengan bantuan anggota keluarga seperti anak maupun cucu, akan memudahkan lansia ber-medsos. Di sisi lain, momen ini juga dapat mengingkatkan ikatan antara keluarga dengan lansia.

Mengajarkan penggunaan media digital dan medsos juga dapat mencegah lansia dari kemungkinan mengalami berbagai penipuan digital. Dengan begitu lansia tidak hanya terkoneksi dengan dunia sosial—melalui medsos—, namun juga terhindar dari segala jenis penipuan berbasis digital yang belakangan makin sering mengintai penduduk usia lanjut. 

Melalui media sosial, para orang tua dapat terhubung secara lebih luas dengan rekan-rekan, ataupun pihak lain yang memiliki minat sama. Misalnya oma menyukai dunia crafting (kerajinan tangan). Dengan menggunakan media sosial, oma akan lebih mudah menemukan orang-orang lain (komunitas) yang memiliki minat serupa. Dengan begitu, ia tidak hanya menemukan rekan seminat, namun juga dapat merasakan sense of belonging  yang membuat perasaannya lebih damai dan bahagia. 

Tentunya, dalam menggunakan medsos lansia perlu pendampingan dari pihak keluarga. Komentar, balasan, dan respons yang diperoleh secara daring ada baiknya disaring terlebih dahulu oleh pihak keluarga sebelum kemudian disampaikan kepada mereka, untuk menghindari efek yang tidak diinginkan jika terdapat respons negatif. 

Bingung untuk memulai bersosial media? Oma dan opa dapat memulai dengan hal-hal sederhana. Tidak perlu memiliki target tertentu dalam ber-medsos, cukup terkait hal-hal yang disukai saja dulu. Beberapa referensi akun berikut ini mungkin dapat membantu para orang tua kita untuk menemukan gagasan bentuk medsos untuk kalangan mereka:

Instagram :

Semoga menikmati ya, Oma Opa.

===

Video Lansia Oline via Geriatri TV