Kembali
×
Pria di Negara Maju Lebih Siap Hadapi Tantangan Penuaan
05 Agustus 2021 14:13 WIB

Geriatri.id - Sebuah studi yang dilakukan para peneliti dari Universitas Columbia, Amerika Serikat (AS) mengungkapkan, pria memiliki sumber daya yang lebih baik untuk membantu mereka mengatasi tantangan penuaan. Studi ini mengungkapkan bahwa peran gender yang berbeda dalam masyarakat tidak hanya membentuk peluang seumur hidup perempuan dan laki-laki, tetapi juga pengalaman penuaan mereka.

Dalam studi yang dirilis dalam jurnal The Lancet Healthy Longevity dijelaskan, pria secara khusus diuntungkan dalam pendapatan dan kekayaan, jauh lebih mungkin secara finansial aman, terlibat dalam pekerjaan yang dibayar, dan menghabiskan lebih sedikit tahun dalam kesehatan yang buruk daripada wanita di kemudian hari.

"Ketidaksetaraan berbasis pendapatan yang mencolok menunjukkan ruang yang cukup untuk meningkatkan posisi perempuan dalam pekerjaan berbayar, peluang kerja, dan pendapatan pensiun," kata Profesor John Rowe, peneliti senior dari Universitas Columbia, seperti dikutip news-medical.net.

Di seluruh dunia, jumlah orang berusia 65 tahun ke atas diperkirakan akan meningkat lebih dari dua kali lipat dalam 30 tahun ke depan, meningkat dari 703 juta pada 2019 menjadi 1,5 miliar pada 2050. Sementara perempuan di negara-negara maju memiliki harapan hidup rata-rata di atas tiga tahun lebih lama dari pria. Namun mereka menghabiskan lebih banyak tahun dalam kesehatan yang buruk.

Meskipun sebagian besar negara maju telah mencapai cakupan kesehatan universal, risiko kecacatan dan kesehatan yang buruk pada wanita secara tidak proporsional meningkatkan kemungkinan mereka membutuhkan perawatan jangka panjang. Wanita juga berpenghasilan lebih rendah dan lebih cenderung hidup sendiri di akhir hayat mereka.

Karena itu, John Rowe mengatakan, sangat penting untuk mengatasi kesenjangan gender. Mengatasi kesenjangan gender ini tidak hanya akan menguntungkan masyarakat dengan meningkatkan tabungan jangka panjang dan jaminan hari tua perempuan, tetapi juga memungkinkan perempuan untuk hidup lebih lama secara mandiri dan dalam kesehatan yang lebih baik. 

"Dan dapat memiliki efek positif bagi generasi berikutnya dengan mengurangi beban pengasuhan informal yang tidak dibayar oleh wanita yang lebih muda," ujar John.

Negara-negara maju di Eropa dan AS sangat bervariasi dalam membuat kebijakan dan layanan mereka untuk mendukung kesejahteraan lansia. Tetapi sedikit yang diketahui tentang perbedaan pengalaman penuaan untuk pria dan wanita, meskipun perbedaan gender substansial dalam masalah harapan hidup dan peran sosial.

Untuk mengukur dampak perbedaan gender terhadap kualitas penuaan, para peneliti menggunakan data terbaru yang tersedia dari negara-negara maju dan Bank Dunia antara 2015 dan 2019. Mereka menganalisis data dari 18 negara maju yang memiliki data memadai, untuk mengembangkan indeks penuaan spesifik gender untuk memperkirakan sejauh mana masyarakat memungkinkan para lansia menjalani fase penuaan yang sukses untuk pria dan wanita.

Indeks baru mencakup lima domain yang menangkap faktor sosial dan ekonomi yang mempengaruhi kualitas penuaan. Pertama, kesejahteraan (hidup lebih lama dalam kesehatan yang baik dan kepuasan hidup). Kedua, produktivitas dan keterlibatan (terlibat secara produktif dalam masyarakat baik melalui pekerjaan berbayar atau sukarela), dan ketiga, kesetaraan (bagaimana sumber daya didistribusikan secara merata di seluruh populasi yang lebih tua, terutama uang dan pendidikan).

Keempat, kohesi (seberapa baik orang tua terintegrasi dalam masyarakat, termasuk penyediaan dukungan sosial dan tidak hidup sendiri). Kelima, keamanan (keamanan finansial dan tingkat keamanan fisik yang dirasakan oleh orang tua).

Para peneliti menghitung indeks keseluruhan dan skor domain individu (dari 0 hingga 100) untuk pria dan wanita, dan membandingkan skor ini antara jenis kelamin dan negara, dengan skor yang lebih tinggi menunjukkan masyarakat yang menua dengan sukses.

Kesimpulannya, semua negara yang diteliti datanya mampu membuat penuaan lebih mudah bagi pria daripada wanita. Temuan menunjukkan bahwa perbedaan gender terkait masalah penuaan sosial yang sehat, cenderung menguntungkan pria dengan rata-rata 9 poin dibandingkan wanita.

Secara keseluruhan, negara-negara di Eropa utara (yaitu, Denmark, Swedia, Finlandia, dan Norwegia), Belanda, dan Jepang melakukannya dengan baik untuk kedua jenis kelamin (skor indeks keseluruhan 66 atau lebih untuk pria vs 55 atau lebih untuk wanita). Sedangkan  di banyak negara Eropa timur dan selatan berada di peringkat terbawah (misalnya, Hongaria, Polandia, dan Slovenia, skor keseluruhan 38 atau kurang vs 31 atau kurang).

Kinerja keseluruhan AS rata-rata (skor 55 untuk pria vs 47 untuk wanita), bersama dengan negara-negara industri Eropa Barat lainnya, seperti Inggris (57 vs 47) dan Jerman (62 vs 51).

Negara dengan perbedaan skor terbesar antara pria dan wanita adalah Belanda (skor indeks keseluruhan 70 untuk pria vs 55 untuk wanita), Austria (64 vs 51), Italia (51 vs 39), dan Denmark (70 vs 59). Polandia (skor indeks keseluruhan 32 untuk pria vs 29 untuk wanita), Spanyol (55 vs 51), dan Irlandia (62 vs 56) memiliki perbedaan terkecil antara pria dan wanita.

Geriatri.id
foto: lansia pria dan wanita (depositphotos)

Artikel Lainnya
Artikel
27 Maret 2024 20:00 Wib