Vaksinasi Lansia Mencegah Berbagai Penyakit Infeksi

Geriatri.id--Lansia dan geriatri memiliki pemahaman yang berbeda. Orang lansia belum tentu geriatri, tetapi geriatri sudah tentu lansia. Lansia geriatri adalah lansia yang usianya di atas 60 tahun dan memiliki  berbagai masalah kesehatan. 

Pergemi bersama dengan Geriatri mengadakan webinar lansia online dengan tema Mencegah Berbagai Penyakit  Infeksi pada Lansia Melalui Vaksinasi. Seminar yang diadakan Sabtu, 12 Juni 2021 menghadirkan dr. Lazuardhi Dwipa Sp. PD, K-Ger sebagai narasumber.

dr. Lazuardhi dalam pemaparannya menyebutkan penyakit pada lansia umumnya kurang diperhatikan. Hal ini dikarenakan tidak adanya gejala yang khas seperti pada orang dewasa umumnya. Juga disebabkan adanya penurunan fungsi organ yang menyebabkan penurunan respon stress dari badan.   

Akibatnya lansia yang mengalami infeksi seringkali tidak merasa demam, namun jadi lesu, dan malas bergerak. Sehingga lansia jadi lebih senang berbaring atau tirah baring. “Lama-lama nafsu makan turun, sering juga ada gangguan kesadaran dan disorientasi,” ujar dr. Lazuardhi. 

Seperti dijabarkan di atas, lansia yang perlu mendapatkan perhatian adalah lansia geriatri. Biasanya lansia geriatri ini memiliki banyak penyakit atau multipatologi. Umumnya penyakit yang diderita adalah penyakit menahun atau kronik seperti: gagal jantung, paru, hipertensi kronik, diabetes, sendi dan kanker. 

Lansia umumnya gampang terjadi infeksi, terutama pada lansia geriatri yang perlu hati-hati. Pada lansia bukan hanya biologis yang terganggu biasanya psikologis juga. Masalah psiko sosial, biologik sering tumpang tindih dan memengaruhi status kesehatan lansia. Hal ini menentukan kemandirian pasien tersebut dan menimbulkan sindrom kerentaan.

Jika lansia renta maka kondisinya akan lemah dan mudah sakit. Namun kerentaan ini bisa dikendalikan dan bahkan dicegah. Sindroma kerentaan ini merupakan kumpulan-kumpulan dari gejala dan penyakit yang terdapat dalam 1 orang.

Pada lansia renta, terjadi peningkatan kerentanan terpapar pada stressor. Lansia renta itu mudah sakit meskipun stressornya ringan dan biasanya mudah tertular dari yang muda. Proses kerentaan sejalan dengan menurunnya kapasitas fungsi tubuh akibat proses menua yang tidak baik.

Salah satu dari tata laksana kerentaan adalah dengan mengatasi penyakit menahun. Selain itu menjaga jangan sampai polifarmasi atau banyak minum obat. Mengontrol obat apa saja yang diminum, apakah ada yang tidak sesuai dan menimbulkan efek yang tidak diinginkan.

Cara untuk mencegah kerentaan adalah dengan memerhatikan makanan sehat untuk lansia. Metode piring sehat ini sangat bisa diterapkan pada lansia. Menjaga asupan protein dalam sehari dimana untuk lansia perhitungannya adalah 1grprotein x kg Berat badan per hari.

Lansia juga diminta untuk tetap melakukan kegiatan fisik atau olahraga. Dianjurkan pada lansia untuk melakukannya selama 30 menit dalam sehari atau 150 menit dalam seminggu. Idealnya tahapan olahraga yang dilakukan oleh setiap lansia adalah penguatan otot, penguatan stamina dan flesksibilitas.

Memerhatikan asupan Vitamin D yang bisa didapat dari makanan atau sinar matahari. Lansia bisa melakukan pengecekan ke laboratorium untuk mengetahui kadar Vitamin D. Kalau rendah atau defisiensi baiknya konsultasi ke dokter, biar mendapatkan suplementasi.

Selain itu kelola penyakit kronik seperti jantung, kanker, stroke, alzheimer dan diabetes. Penyakit-penyakit ini bisa dikelola dan dikontrol. Seperti misalnya pikun atau dementia, bisa diobati dan dikelola untuk menghambat perburukannya. “Tidak ada obat yang diminum seumur hidup,” ujar dr. Lazuardhi.

Lansia juga perlu memerhatikan kesehatan mulut agar tidak terjadi serostomia. Serostomia adalah kondisi di mana air lir berkurang. Hal ini mengakibatkan proses menelan susah, makan harus pakai air, jadi menyebabkan turun berat badan dan mal nutrisi, 

Langkah lain yang mungkin kurang populer adalah vaksinasi pada lansia. Tanyakan pada dokter mengenai jadwal imunisasi dewasa. Untuk mereka dengan kisaran usia 19 tahun – lansia dianjurkan untuk melakukan vaksinasi: influenzia, pneumonia 13 dan 23.

Untuk lansia, ada vaksin-vaksin yang cukup dilakukan 1 kali seumur hidup, antara lain vaksin pneumonia dan herpes. Sementara untuk vaksin influenza bisa dilakukan setahun sekali. Vaksin lainnya adalah difteri tetanus, hepatitis. 

Lansia juga tidak perlu takut akan jenis vaksin yang ada dan beredar di Indonesia. Karena menurut dr. Lazuardhi semua vaksin yang beredar sudah melalui proses lama, dan puluhan tahun dan terbukti aman. Efek samping yang terjadi biasanya individual seperti misalnya nyeri pada tempat penyuntikan. Semua ini bisa sembuh dalam waktu yang singkat. (Dewi Retno untuk Geriatri.id